Social Icons

Kamis, 01 November 2012

PELAJAR MASA KINI


Oleh : Aceng Qodir Khoerul Afandi[1]

Indonesia merupakan Negara yang berkembang,  merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, namun sumber daya manusia di Indonesia patut di pertanyakan oleh kita,  karna saat kita melihat seorang  pelajar masa ini, yang merupakan pelajar yang tak pernah ada perasaan tentang dirinya yang menyandang status sebagai pelajar, tidak sedikit para pelajar yang terlibat kriminalitas. Entah siapa yang salah....!.  Padahal pihak sekolah memberikan pengajaran yang positif, para pelajar tidak pernah di ajarkan untuk berbuat kriminal, contohnya tawuran antara pelajar, sebenarnya problem ini harus di pikirkan oleh para orang tua yang ada di sekolah maupun orang tua yang ada di rumah, bukan acuh saja dengan keadaan yang bisa meruksak mutu pendidikan di negri tercinta ini.

Pergaulan yang begitu menjadi-jadi dikalangan masyarakat, khususnya dikalangan pelajar kita, yang sudah tidak bermoral sebagai pelajar lagi, seharusnya pelajar itu harus bisa menjadi tauladan bagi masyarakat, bukan jadi sampah masyarakat, sebenarnya mereka pergi ke sekolah bukan hanya untuk bisa main main, tetapi mereka mempunyai tugas yang cukup berat yaitu untuk belajar. Belajar merubah daya pikir bukan merubah gaya hidup. Tapi Rata-rata para pelajar kita pergi ke sekolah bukan ingin merubah daya berfikir tetapi mereka ingin menunjukkan gaya hidup mereka, padahal belajar itu pada hakikatnya adalah kegiatan yang berperoses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh pelajar atau siswa, baik ketika pelajar itu ada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri2. 
Sehubungan dengan hal yang diatas, itu merupakan salah satu teori yang di namakan dengan teori belajar sosial, yang dimana teori ini mempelajari sosial dan moral, Menurut Barlow (1985), sebagian besar upaya belajar manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (Modeling). Dalam hal ini seorang pelajar mengubah prilakunya sendiri melalui penyaksian cara atau sekelompok orang mereaksi atau merespons sebuah stimulus tertentu. Pelajar ini juga dapat mempelajari respon-respon baru dengan cara pengamatan terhadap perilaku contoh dari orang lain, misalnya dari guru sebagai fasilitator bagi seorang pelajar.


Jika demikian para pelajar harus bisa merubah daya fikir mereka yang terbawa oleh arus budaya yang seharusnya tidak di ikuti oleh kalangan pelajar kita, dalam dunia pendidikan yang memberikan kontribusi terhadap bangsa kita jangan sampai tercoreng oleh para pelajar yang tidak pernah mempunyai ruhul jihad untuk merubah dirinya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, tentunya semua itu perlu dukungan dari beberapa pihak, diantaranya, lingkungan keluarga, lingkungan masyrakat. Kalau saja pihak kedua itu bisa mendukung atas segala apa yang telah di sampaikan oleh pihak sekolah atau satuan pendidikan, pasti para pelajar yang  bemoral mereka akan mempunyai kepribadian tersendiri, dan mampu untuk  bersaing dengan para pelajar di Negara-negara yang cukup maju.
Setidaknya seorang pelajar mempunyai peran yang paling penting di masyarakat dan menjadi aset yang penting bagi Negara, karena berhasilnya seorang pelajar itu menjadi sebuah kebanggaan bagi Negara, tidak sedikit pelajar kita yang berprestasi dalam bidang teknologi, namun di samping itu ada yang harus di perbaiki tentang moral. Kualitas kemampuan seorang pelajar dalam melakukan prilaku sosial dalam lingkungan yang ia hadapi seperti masyarakat. Dalam pendidikan baik yang berlangsung secara formal di sekolah maupun yang berlangsung secara informal di lingkungan keluarga memiliki peran yang cukup penting dalam mengembangkan psikosial pelajar. Perkembangan psikosial pelajar, atau kita sebut saja perkembangan sosial pelajar adalah proses perkembangan kepribadian pelajar selaku seorang anggota masyarakat dalam behubungan dengan orang lain. Perkembangan ini berlangsung sejak masa bayi hingga akhir hayatnya. Perkembangan sosial menurut Bruno (1987), merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa dan seterusnya.



1 Aceng Qodir Khoerul Afandi adalah seorang mahasiswa UIN Bandung Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Semester 4
2  Muhibbin syah.  Psikologi pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar